Untuk Mama di Surga

[dropcap]T[/dropcap]inggi semampai
Rambut panjang terurai
Bermata sipit
Berhidung mancung
Berbibir tipis
Berwajah oval
Berkulit kuning langsat
Itulah Mamaku

Sembilan bulan sepuluh hari mama mengandungku, melahirkanku, membesarkanku, menjagaku, mendidikku, mengajariku yang tak kenal waktu.

Hari-hariku terasa indah bila aku bersamamu. Gelak tawa dan candamu mengisi hari-hari masa kecilku.

Mama…
Engkau adalah penerang cahaya dalam hidupku. Engkau tempatku bercanda, tempatku bermanja, tempatku menangis, tempatku meminta, tempatku mengadu dan tempatku mendapatkan kehangatan belaian kasih sayangmu yang begitu tulus menyayangiku.

Mama…
Pengorbanan yang telah engkau berikan kepadaku tidak bisa diukur dengan apapun di dunia ini. Engkau rela mengorbankan apapun demi membahagiakan anakmu. Karena kebahagian itulah yang menjadi nomor satu bagimu.

Mama…
Walaupun beliau pernah mamarahiku, mendisplinkanku, aku tahu bahwa semua itu adalah tanda ungkapan kasing sayangmu kepadaku. Karena kasih sayang yang engkau berikan kepadaku tidak ternilai harganya.
Semuanya itu hanyalah kenangan yang masih hangat di dalam pikiranku yang tidak bisa aku lupakan. Kini, hari-hariku terasa sepi tanpa adanya kehangatan dan belaian kasih sayangmu karena mamaku telah tiada.

Tuhan…
Mengapa Engkau ambil nyawa mamaku yang begitu sangat aku sayangi dan aku cintai. Aku belum sempat membahagiakan mamaku, aku belum sempat meminta maaf kepada mama atas dosa-dosa yang pernah aku perbuat semasa mama hidup.

Mengapa Tuhan… mangapa…
Terkadang, aku merasa iri bila aku melihat seorang anak yang sedang bercanda ria dengan mamanya. Hatiku gundah, sedih bila aku melihat peristiwa itu dan butiran air matapun mengalir dipipiku. Hanya dengan mengingat kenangan terindah yang pernah aku lalui bersama mamaku yang bisa meredakan kesedihan hatiku.

Mama…
Walaupun beliau telah berada jauh di sana, tetapi mama tetap ada di dalam lubuk hatiku. Aku tetap mengingatmu dan selalu mendoakanmu. Tiada kata selain ucapan terima kasih yang aku berikan kepadamu.
Mama…

Aku menyayangimu.
Mamaku, (alm) Arnetti

More From Forest Beat

Malaikat Kecilku

Matahari kecil dalam pelukan dunia itulah dirimuSinarmu mengusir kegelapan yang temaranMenyinari ruang gelap penuh sesakCahayamu hadir memberi penyejukSeperti pelangi dalam hujanMemberi warna hiasi dunia Genggaman...
Puisi
0
minutes

Guruku, Mata Air Ilmu

Pagi ini mentari menaburkan senyumannya semanis raut wajahmu gurukuKulangkahkan kaki menuju madrasah menjemput ilmu untuk mendapatkan berkah Guruku...Engkau bimbing aku berbahasaEngkau ajarkan aku aksaraDan engkau...
Puisi
0
minutes

Tiga Tahun Sudah

Rasanya baru kemarinKetika kami malu-maluDatang di tempat ini Bertemu dengan kawan dan guru yang baruTujuan kami di sini hanya satu menggapai cita dan harapan berbudi...
Pendidikan
0
minutes

Gerimis Mencumbu Jingga

Subuh membasuh luruh bermandikan titik hujanMenambah gaduh jiwa yang terbaring usangKapankah mentari menyapa pagi?Sementara rinai masih menyirami bumi Bekunya pekat subuh berangsur-angsur tepiskan kelamMenyibakkan secercah...
Puisi
0
minutes
spot_imgspot_img