Pantaskah Mereka di Cap Sebagai Siswa Nakal?

Pantaskah Mereka di cap Sebagai Siswa Nakal? Si Adi tidak mengerjakan tugas rumah, sering ke luar pada jam pelajaran sehingga nilai ulangannya anjlok. Awalnya Adi adalah siswa penurut dan mau untuk di nasihati. Tapi belakangan ini perilakunya berubah drastis.

Kasus di atas adalah sebagian kecil dari masalah siswa yang muncul di sekolah. Bagi guru, menghadapi siswa nakal dianggap hal biasa. Guru sudah terbiasa dengan tabiat siswanya. Siswa terlambat datang ke sekolah, cabut dalam jam pelajaran, tidak mengerjakan tugas, meribut saat guru menerangkan pelajaran, disuruh mencari tugas ke perpustakaan malah keluyuran, jajan ke kantin saat jam pelajaran, izin ke belakang ternyata nongkrong di kantin, mengajak temannya mengobrol ketika pelajaran berlansung dan tidak mengerjakan salat.

Beberapa sikap mereka tersebut membuat situasi kelas menjadi gaduh. Memecah konsentrasi siswa lain yang sedang fokus menyimak penjelasan guru. Dan pada akhirnya harus ditunda beberapa saat karena guru memberikan pembinaan terhadap siswa yang membuat keributan.

Sikap mereka membuat para guru urut dada. Menguji kesabaran dalam mendidiknya. Di sinilah peran kita sebagai guru. Mendidik karakter mereka menjadi lebih baik. Mendidik mereka dengan pembinaan, mengarahkan, dan merekalah yang nantinya menentukan. Lalu mampukah seorang guru menjadikan siswa yang nakal menjadi anak yang penurut?

Apa iya mereka itu nakal? Pantaskah mereka diberi label nakal? Apalagi pengaduan yang diterima dari seorang guru yang mencap siswa itu nakal. Terkadang masalah itu muncul pada guru yang mengajar pada saat itu. Masalah tersebut tidak dituntaskan oleh guru yang bersangkutan sehingga memperpanjang masalah dan menyeret nama wali kelas.

Beragam versi nakal menurut masing-masing guru. Sebagian guru ada yang menganggap siswa nakal apabila tidak mengerjakan tugas rumah. Sering tidak masuk sekolah dan meribut saat pelajaran berlangsung.

Jika kasus itu terjadi pada anak kita. Apakah kita sebagai orang tuanya siap menerima jika di cap sebagai siswa nakal? Itu kembali lagi kepada kita. Menurut saya, tidak ada yang namanya siswa nakal.

Sebelum kita mencap mereka sebagai siswa nakal, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu perubahan yang terjadi pada mereka. Hal ini merujuk pada buku yang saya baca. Apa saja? Simak ulasannya.

Penyebab Siswa di cap Sebagai Siswa Nakal

Krisis identitas yang dilanda siswa

Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi yaitu terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya dan tercapainya identitas peran. Kenakalan siswa terjadi karena siswa gagal memahami identitas perannya.

Memiliki kontrol diri yang lemah

Mereka tidak bisa mengendalikan diri berprilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Siswa yang tidak bisa membedakan tingkah laku yang dapat diterima dan tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku nakal.

Kurang kasih sayang orang tua

Orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya membuat anak terbaikan. Apalagi bagi mereka yang sudah broken home. Akibatnya mereka akan terlambat datang ke sekolah atau sering bolos. Ketika di sekolah ia akan berusaha mencari perhatian kepada orang lain termasuk gurunya.

Kondisi keluarga yang tidak harmonis

Teringat dengan suasana di rumah yang tidak sehat akan mengganggu konsentrasi anak saat belajar. Seharusnya kedua orang tua memberi contoh yang baik buat anak dengan melindunginya.

Menjadi korban dari saudara ataupun kawannya

Jika anak sudah menjadi korban atau di bully oleh temannya, ia akan menyendiri dan tidak mau bergabung dengan orang lain. Atau dia akan membalas dendam atas pelakuan temannya tersebut.

Mendapat tekaan dari orang tua

Tekanan yang dilakukan orang tua bisa beragam. Ada yang menuntut prestasi dengan hasil tinggi atau peraturan di rumah yang mengekang. Siswa seperti ini cenderung pendiam dan nakal karena merasa ingin bebas.

Mengalami kekerasan dalam keluarga

Siswa yang mendapat kekerasan fisik dalam keluarga disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah masalah ekonomi. Siswa yang seperti itu akan memberontak kepada gurunya.

Salah dalam bergaul

Lingkungan memberikan jaminan besar terhadap perkembangan sikap siswa. Pergaulan yang salah akan berdampak pada perilaku menyimpang.

Nah, bagaimana cara mengatasinya?
Jika kita dihadapkan pada situasi tersebut, langkah yang mesti ditempuh adalah sebagai berikut.

Solusi Menghadapi Siswa yang Bermasalah

  • Mengenal karakter siswa melalui pendekatan

Setiap guru yanga ada di dunia ini, saya yakin dan percaya mengenal baik karakter siswanya. Apalagi bagi guru yang menjadi wali kelasnya. Seluk beluk siswa tersebut harus kita ketahui melalui pendekatan. Jadikanlah guru sebagai tempat curhatnya siswa karena dengan ia bercerita, kita akan mengenali kebiasaan yang mereka lakukan di luar sekolah. Setidaknya dengan ia bercerita, nasehat yang kita berikan akan di cernanya untuk mengubah dirinya menjadi lebih baik.

  • Memberikan perhatian lebih kepada mereka

Seorang guru tidak akan membeda-bedakan setiap siswanya. Di mata guru kebutuhan yang diberikan guru kepada siswanya sama. Perlakuan yang diberikan juga sama. Tidak membeda-bedakan status. Cuma ada pengecualian khusus bagi siswa yang bermasalah.

Berikanlah perhatian lebih kepada siswa yang di tuju. Misalnya dengan memuji hasil tugasnya meskipun tugas yang diberikan tidak sesuai dan mengulang tugas itu kembali tanpa mendongkol kepada guru.

  • Meminta siswa menjelaskan kembali materi yang diberikan

Strategi lain yang saya gunakan adalah mengulang kembali materi yang sedang dibahas. Dengan begitu siswa tersebut akan berpikir untuk menjawab pertanyaan. Apakah mereka berhasil menjawab atau malah diam. Beberapa kasus yang saya hadapi, jika siswa disuruh untuk mengulang kembali materi yang sedang diajar, kebanyakan dari mereka dapat menjawabnya. Lantas, apakah mereka bisa dikatan siswa nakal?

  • Lakukan pendekatan dengan orang tua siswa

Lingkungan sangat memengaruhi perkembangan anak. Oleh karena itu, saya menerapkan pendekatan kepada orang tuanya dengan catatan mereka telah lebih dari 3 kali melakukan pelanggran. Seperti, Ana telah tiga hari tidak masuk sekolah tanpa keterangan. Setelah diperingati ternyata diulang kembali, maka tindakan selanjutnya adalah memanggil orang tua mereka datang ke sekolah meminta keterangan. Pendekatan ini bertujuan agar orang tua siswa mengetahui perbuatan anaknya di sekolah.

  • Meminta bantuan guru bimbingan konseling

Meminta bantuan guru BK. Peran dari guru BK yaitu memberikan motivasi kepada siswa yang mengalami krisis identitas. Mereka diberikan penguatan karakter agar tidak mengulang kembali perbuatan yang tidak baik.

  • Menyerahkan pemasalah tersebut kepada wakil kesiswaan
Jika guru telah memenuhi serangkaian tahapan dalam mencari solusi, langkah terakhir yang kita tempuh adalah menyelasaikan masalah tersebut dengan wakil kesiswaan. Permasalah ini ditangani oleh wakil kesiswaan jika kasus tersebut berat. Wakil kesiswaan akan memanggil orang tuanya untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Mengarahkan, memberi efek jera agar tidak diulang kembali dan memberikan pilihan kepada siswa.
Nah, itulah beberapa penyebab dan solusi menghadapi siswa yang di cap sebagai anak nakal. Melalui informasi tersebut kita sebagai guru hendaknya bijak menyikapi permasalahan yang terjadi. Mencari tahu penyebabnya dan mencarikan solusinya. Sukses tidaknya mereka, tidak lain karena kegigihannya dan motivasi dari gurunya. Mana tahun 10 tahun yang akan datang mereka menjadi orang yang sukses. Oleh karena itu, sebagai pendidik mulailah untuk menghentikan label negatif kepada siswa.

More From Forest Beat

Tiga Tahun Sudah

Rasanya baru kemarinKetika kami malu-maluDatang di tempat ini Bertemu dengan kawan dan guru yang baruTujuan kami di sini hanya satu menggapai cita dan harapan berbudi...
Pendidikan
0
minutes

Misteri Hujan

Hujan membasahi bumi kota dolar pagi iniLangit mulai dipenuhi kawanan awan hitamRinai membasahi tubuh kecilkuBasah bercampur dingin menusuk ragakuGemuruh mulai terdengar samar-samarCahaya kilat itu...
Pendidikan
0
minutes

Susah Mana, Menulis Curhatan atau Menulis Artikel?

Setelah sekian purnama, akhirnya saya punya kesempatan untuk menulis di blog baraguma. Meski awalnya cukup kebingungan dengan apa yang enak untuk dibahas di blog...
Opini
3
minutes

Membumikan Budaya Literasi Pada Peserta Didik

Bahasa Indonesia berperan penting dalam kehidupan bermasyarakat karena bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang mesti dilestarikan. Tidak hanya dikuasai tetapi juga harus dipraktikkan dengan...
Opini
6
minutes
spot_imgspot_img