Menyeruput Kopi Kawa Daun. Kopi Khas Tanah Datar

Anda pecinta kopi? Jangan mengaku dulu jika belum pernah menyeruput “Kopi Kawa Daun.” Begitulah namanya diberikan.

Adalah kawa daun. Minuman kopi yang terbuat dari olahan daun kopi. Dibuat seperti mengolah daun teh.

Bagi masyarakat Sumatera Barat, minuman ini sudah tidak asing lagi bagi mereka. Anda dapat menikmatinya di sepanjang jalan raya Batusangkar, Bukittinggi dan Payakumbuh.

Jika ditelusuri asal-usulnya, kawa daun berasal dari warisan sejak kolonial Belanda. Minuman ini digeluti oleh masyarakat Tabek Patah, kabupaten Tanah Datar.

Tidak heran disepanjang jalan raya Batusangkar menuju Bukitinggi berjejer kedai kopi yang menyajikan kopi kawa daun ini.

Sepintas kawa daun mirip dengan teh. Jika dilihat dari warnanya. Cita rasanya yang khas mampu memanjakan lidah penggemarnya. Begitu juga dengan aromanya yang unik.

Kini kopi kawa daun bisa dinikmati dengan berbagai campuran dan varian rasa. Sesuai dengan selera. Seperti dicampur dengan telur, rasa jahe, susu, bahkan lemon.

Dari cara penyajiannyapun termasuk unik.  Biasanya kopi disajikan dengan menggunakan gelas. Lain halnya dengan kawa daun.

Kawa daun diletakkan di atas batok kelapa yang sudah dibersihkan serabutnya. Agar tidak goyang, di bawahnya diberi tatakan bambu yang sudah dipotong. Menarik bukan?

Salah satunya adalah pondok gorengan kawa daun Alifha. Beralamat di jalan raya Batusangkar, Tabek Patah, kabupaten Tanah Datar.

Pondok gorengan ini merupakan salah satu persinggahan orang yang berkunjung ke Batusangkar. Selain menyediakan gorengan, menu utamanya adalah kopi kawa daun.

Menu gorengan yang dihidangkan juga beragam. Mulai dari pisang goreng, godok pisang, godok ubi, ubi goreng, bakwan, tempe goreng, tahu isi, dan sala lauk.

Selain itu, teman terenak untuk yang pedas adalah sausnya. Cita rasa saus yang berbeda dari yang lain. Bahkan ada juga ketan teman untuk makan pisang goreng. Tak hanya satu atau dua buah gorengan yang dimakan, mungkin sepuluh biji habis untuk satu orang saja.

Tak hanya itu, di kedai kopi ini juga menyediakan buah tangan yang akan di bawa pulang. Seperti, kripik pisang, kripik  ubi ungu dan stik ubi ungu asli buatan pemilik kedai ini.

Seluas mata memandang. Ya itulah ungkapan yang layak disematkan pada kedai ini.

Anda bisa menikmati pemandangan alam yang indah sambil menyeruput minuman tradisional ini. Hamparan ladang jagung, lobak dan cabe menjadi saksi keindahan suasana pada saat itu.

Bagi Anda yang hobi berswafoto dengan eloknya pesona alam, ini adalah salah satu tempatnya.

Bagaimana Anda tertarik untuk mengunjunginya?

More From Forest Beat

4 Manfaat Air Alkali yang Mungkin Belum Anda Ketahui!

Manfaat Air Alkali - Pernahkah Anda mendengar tentang air alkali? Meskipun masih awam di kalangan masyarakat Indonesia dan masih kurangnya penelitian tentang air jenis...
Kesehatan
3
minutes

Si Tukang Gaduh

Pembelajaran kali ini dilakukan pada dua shift. Shif 1 masuk jam 07.30 dan shif 2 masuk jam 11.00. Sekali seminggu peserta didik digilirkan secara...
Cerita
1
minute

Ceritaku Bersama Buah Hati Bagian 4

Pemberitahuan panggilan video call di layar ponselku tergambar jelas. Ada 1 panggilan video call yang tak terjawab dari si sulung. Tanpa pikir panjang, akupun...
Cerita
3
minutes

Ubi Bakar Madu Cilembu, Sebuah Review Kuliner Khas Desa Cilembu

Ubi bakar madu Cilembu-Kamu pecinta ubi, jangan ngaku dulu jika belum pernah menyantap ubi Cilembu. Mendengar namanya saja saya penasaran dengan ketela rambat yang...
Kuliner
3
minutes
spot_imgspot_img