Hak Asasi Manusia dan Guru

Engkau patriot pahlawan bangsa, membangun insan cendekia” itu adalah sepenggal lirik lagu Hymne Guru yang masih tergiang ditelinga, bahwa jasa guru akan tetap dikenang.

Guru adalah orang berjasa yang telah mengajar dan mendidik siswanya supaya menjadi orang yang sukses. Guru ialah orang tua kedua di sekolah, ketika orang tua mempercayakan anaknya di didik oleh guru. Karena orang tua ingin anaknya menjadi seorang yang berguna.

Guru merupakan representatif kemuliaan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui proses pendidikan. Ia layak disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Namun, gelar yang disematkan padanya tentu saja tidaklah cukup untuk menjadikan tolak ukur dalam menghargai jasa-jasa yang telah dilakukannya dalam mencetak insan-insan yang berkualitas. Banyak sumber daya yang berkualitas yang dihasilkan berkat didikan seorang guru. Tidak akan ada seorang presiden yang duduk tanpa didikan seorang guru.

Tapi pada kenyataannya, sangat banyak kejadian yang tidak bisa ditoleril yang terjadi terhadap guru oleh siswanya dan orang tua siswa mereka. Banyak kasus yang mengatas namakan Hak Asasi Manusia untuk menyalahkan guru dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar.

Sungguh miris memang, sikap dan prilaku siswa yang tidak bisa dibina lagi. Ketika itu, seorang guru menasehati siswanya agar tidak berkelahi lagi di sekolah. Oleh siswa tersebut di kadukan kepada orang tuanya dengan cerita yang dibuat-buat bahwa guru tersebut menampar siswa yang berkelahi tadi. Sontak orang tua siswa itu marah tidak terima dengan perlakuan gurunya. Guru itu langsung ditahan polisi oleh orang tua si siswa tersebut. Guru benar-benar sudah tidak dihargai lagi jasanya. Bahkan oleh orang tua siswa yang seharusnya mendidik anak-anak mereka.

Ketahuilah wahai para orang tua bahwa guru adalah orang yang dimintai tolong oleh orang tua dalam mengajari anaknya. Orang tua tidak boleh semena-mena terhadap guru anakmu.

Sebenarnya bukan mereka yang wajib mengajari anakmu, tetapi orang tualah yang mengajari anakmu sendiri. Karakter setiap siswa berbeda-beda, itu baru anakmu saja yang nakal. Bandingkan dengan ratusan anak yang akan kami ajar dengan karakter yang berbeda-beda. Tahukah kamu para orang tua siswa, betapa susahnya mengajari seorang anak, bahkan kamipun tidak sanggup sehingga menitipkannya ke sekolah.

Mungkinkah dengan membelai wajah anakmu dan tidak ada bekasnya dinamakan menampar? Bukankah kamu para orang tua siswa jika anakmu bersalah akan dihukum dengan cara yang kejam? Namun, guru yang hanya membelai wajah anakmu harus dilaporkan ke polisi dengan alasan HAM? Padahal mereka hanya memberi nasehat kepada anakmu untuk tidak nakal lagi.

Andai saja posisi itu kita tukar bagaimana perasaanmu?

Hanya dengan mendengar penjelasan anakmu yang belum tentu kebenarannya, lantas kamu menyimpulkan bahwa guru anakmu itu sangatlah kejam. Bagi orang tua siswa, mohon bersikaplah secara dewasa dan berpikir jernih dalam bertindak. Guru juga manusia yang punya hati nurani. Tidak mungkin seorang guru mengambil tindakan jika sebelumnya anakmu sudah mempunyai banyak kasus. Ketahuilah para orang tua, bahwa sekolah merupakan rumah kedua bagi anakmu yang sedang menimba ilmu. Seorang guru sejatinya tidak akan pernah membeda-bedakan siswanya dari penghasilan orang tuanya. Siswa-siswa akan diperlakukan sama sesuai tata didik karakter anak.

Tidak hanya memikirkan anakmu di sekolah, kami para guru juga mempunyai kewajiban untuk mendidik anak-anak kami di rumah. Kami memang digaji, apalagi yang berstatus pegawai negeri. Namun, tahukah kamu wahai orang tua siswa, kesejahteraan kami bukan karena gaji, tapi ketika anak didik kami berprestasi dan sukses. Itulah yang membuat guru anakmu bertahan.

More From Forest Beat

Tiga Tahun Sudah

Rasanya baru kemarinKetika kami malu-maluDatang di tempat ini Bertemu dengan kawan dan guru yang baruTujuan kami di sini hanya satu menggapai cita dan harapan berbudi...
Pendidikan
0
minutes

Misteri Hujan

Hujan membasahi bumi kota dolar pagi iniLangit mulai dipenuhi kawanan awan hitamRinai membasahi tubuh kecilkuBasah bercampur dingin menusuk ragakuGemuruh mulai terdengar samar-samarCahaya kilat itu...
Pendidikan
0
minutes

Susah Mana, Menulis Curhatan atau Menulis Artikel?

Setelah sekian purnama, akhirnya saya punya kesempatan untuk menulis di blog baraguma. Meski awalnya cukup kebingungan dengan apa yang enak untuk dibahas di blog...
Opini
3
minutes

Membumikan Budaya Literasi Pada Peserta Didik

Bahasa Indonesia berperan penting dalam kehidupan bermasyarakat karena bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang mesti dilestarikan. Tidak hanya dikuasai tetapi juga harus dipraktikkan dengan...
Opini
6
minutes
spot_imgspot_img